Tentang Visi Hidup

by - 4:04:00 PM


Tulisan kali ini tentang pentingnya kita mempunyai visi hidup. Visi adalah apa yang kita pikirkan, impikan, dan harapkan. Visi hidup akan menuntun seseorang menggapai dan mewujudkan cita-citanya.

Tulisan di bawah ini saya copas dari web. hehe
Semoga bermanfaat dan semoga kita diberikan kemudahan dan kekuatan olehNya untuk mewujudkan cita-cita kita. Aamiin.


Seorang muslim harus berprestasi dan tak boleh hidup seadanya. Jika orang lain bisa mencapai satu prestasi besar, kita pun juga harus bisa, bahkan harus lebih baik lagi. Bagi seorang muslim, ini bukan sekedar berorientasi dunia, tapi dunia akhirat.
Seseorang yang ingin mencapai sebuah prestasi besar harus menetapkan visi dulu bagi dirinya. Visi dalam artian sebuah gambaran spesifik tentang tujuan yang akan dicapai. Memang, kadang dalam kehidupan nyata, banyak orang sukses dan berprestasi (dalam pemahaman manusia secara umum) tak memiliki visi dan tujuan pada awalnya, mereka mengalir saja bak sungai dan akhirnya sukses. Bisa jadi seperti itu, namun memiliki visi yang terarah tentu akan lebih memudahkan kita meraih prestasi dan kesuksesan. Kesuksesan dan prestasi yang diawali oleh sebuah visi pun tentu akan lebih terasa hasilnya karena dicapai melalui perjuangan yang keras, bahkan berdarah-darah.
Dengan memiliki visi, hidup Anda akan lebih jelas dan terarah. Hal ini akan membuat semangat hidup Anda akan terus membara dan tak pernah surut walau ditimpa cobaan seberat apapun. Hidup Anda tak akan seperti kebanyakan orang yang telah ‘mati’ sebelum usia hidupnya berakhir. Orang yang tak punya visi hidup, tak punya kejelasan apa yang ingin dicapai, atau berhenti pada satu tujuan jangka pendek saja, akan berakhir kehidupannya saat itu juga walaupun nafasnya masih berhembus. Maukah Anda menjadi mayat hidup?

Dalam menentukan visi, Anda perlu membuat visi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Jangka panjang adalah visi utama Anda, bagi setiap muslim visi jangka panjangnya adalah mati dalam keadaan mulia dan masuk ke dalam jannatul firdaus. Inilah akhir dari perjuangan kehidupan kita. Visi ini mengharuskan kita menghabiskan seluruh usia kita untuk mendekatkan diri kita kepada rahmat Allah subhanahu wa ta’ala dengan melakukan berbagai amal terbaik di sisi Allah ta’ala.
Visi jangka menengah adalah visi utama kita di dunia ini. Misalnya, Anda menetapkan visi Anda menjadi seorang ulama besar yang menghasilkan puluhan karya ilmiah yang manfaatnya masih terasa ratusan bahkan ribuan tahun setelah Anda wafat. Visi jangka menengah ini merupakan jembatan utama untuk meraih visi jangka panjang. Jika visi jangka menengah Anda adalah menjadi ulama besar, maka untuk mencapai visi jangka panjang Anda, Anda harus menjadikan posisi Anda sebagai ulama besar nantinya untuk melakukan berbagai amal terbaik di sisi Allah ta’ala. Visi jangka menengah ini yang harus Anda detilkan sespesifik mungkin. Agar visi tersebut menjadi nyata di pandangan mata Anda, terngiang-ngiang di telinga Anda, dan tergambar jelas di benak Anda.
Visi jangka pendek adalah jembatan untuk meraih visi jangka menengah Anda. Jika Anda menetapkan visi jangka menengah Anda adalah menjadi ulama besar, maka itu harus diraih dengan menetapkan visi jangka pendek berdasar pada waktu tertentu. Anda harus menetapkan tahun atau usia (intinya waktu yang spesifik), kapan Anda akan bisa mencapai titik awal tercapainya visi jangka menengah Anda. Misalnya pada usia 40 tahun. Jika Anda baru mulai membuat visi saat ini, maka itulah titik nol Anda. Anggaplah usia Anda 25 tahun sekarang, maka Anda punya waktu 15 tahun untuk mencapai visi jangka menengah Anda. Nah, waktu 15 tahun tersebut perlu Anda bagi menjadi 3, artinya per 5 tahun. Anda perlu menentukan visi 5 tahunan Anda. Kemudian waktu 5 tahun juga perlu dibagi menjadi 5, artinya per 1 tahun. Anda wajib menentukan visi 1 tahunan, apa yang akan Anda capai dalam 1 tahun. Inilah visi jangka pendek. Dan ini harus Anda susun, hingga visi jangka menengah Anda teraih.
Dalam menentukan visi Anda, baik jangka menengah maupun pendek, kita harus menggunakan metode SMART. Metode SMART merupakan singkatan dari SpecificMeasurableActionableRealistic and Time-based. Berikut penjelasannya:
Specific
Spesifik. Banyak anak-anak yang ketika ditanya apa cita-cita mereka, mereka menjawab ingin menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. Jawaban mereka tersebut tidak spesifik. Dalam menentukan visi hidup, Anda harus spesifik. Contoh spesifik misalnya, saya ingin menjadi seorang ulama mujtahid dan doktor yang pakar di bidang fiqih, ushul fiqih, tafsir dan hadits, serta menghasilkan minimal 200 karya ilmiah di 4 bidang tersebut.
Measurable
Terukur. Ada ukuran jelas dari visi Anda. Visi yang spesifik diatas perlu dibuat secara terukur. Misalnya ukuran kepakaran di bidang fiqih, dan sebagainya. Sebagai contoh, pakar di bidang fiqih saya pahami sebagai mampu menjelaskan secara sangat baik dengan dalil-dalil yang kuat terhadap semua permasalahan fiqih, baik klasik maupun kontemporer.
Actionable
Memerlukan tindakan Anda. Dalam membuat visi, Anda tentu tak boleh membiarkan pencapaian visi Anda tergantung kepada orang lain atau semua hal lain di luar Anda. Misalnya, kalau Anda ingin menjadi milyarder di usia 40 tahun, tentu bukan dengan mengharap mendapat undian berhadiah. Poin ini sama sekali tak menafikan Allah subhanahu wa ta’ala. Berdoa dan selalu berharap pertolongan Allah juga merupakan action Anda.
Realistic
Secara akal bisa dicapai oleh manusia. Kita coba ambil visi ulama mujtahid tadi, secara akal visi ini sangat mungkin dicapai. Bahkan telah banyak orang yang berhasil mencapainya. Beda halnya jika Anda punya visi membuat mesin waktu dan kembali ke masa lampau, secara akal hal ini mustahil
Time-based
Ada kerangka waktu. Tentang ini telah saya sampaikan diatas. Intinya, Anda harus punya target waktu kapan visi Anda bisa tercapai, jika tidak, berarti Anda hanya mimpi di siang bolong.
Begitulah metode SMART.
Satu hal sebelum saya akhiri postingan ini, saya punya prinsip bahwa semua orang pasti berhasil mencapai visi masing-masing, biidznillah. Hanya sikap hidup negatif saja yang akan menggagalkannya. Beberapa sikap hidup negatif tersebut adalah kemalasan, suka menunda waktu, mudah menyerah dan putus asa, serta gampang terpalingkan. Tentang gampang terpalingkan, misalnya Anda punya visi pada usia 35 tahun akan menjadi seorang trainer di bidang motivasi dan pengembangan SDM no. 1 skala nasional, maka Anda pasti gagal jika pada usia 30 tahun Anda lebih asyik bergelut dengan bidang lain, hanya dengan alasan bidang lain tersebut lebih memberikan banyak uang bagi Anda saat itu.
Baiklah, visi Anda adalah hidup Anda. Tak ada satupun yang berhak menentukan visi hidup Anda selain Anda sendiri. Apapun visi kita, selama baik menurut Islam, mari kita capai visi tersebut. (Traceur, 2011)


Sumber: http://bielly.wordpress.com

You May Also Like

0 komentar