The Review of Freedom Writers Movie
RESENSI FILM
Freedom Writers adalah
sebuah film yang mengangkat kisah nyata perjuangan seorang guru di wilayah New
Port Beach, Amerika Serikat, misinya adalah membangkitkan kembali semangat dan
kemauan murid-murid di kelasnya untuk belajar.
Erin Gruwell, seorang wanita pintar, ramah, periang
dan berpendidikan tinggi, mengajar di Woodrow Wilson High School sebagai guru baru
Bahasa Inggris untuk kelas khusus anak-anak korban perkelahian antargeng.
Tujuan Erin mengajar adalah ingin memberikan pendidikan yang baik untuk
anak-anak seperti mereka. Erin tidak berpikir aneh mengenai mereka, dia berpkir
ini sepertinya akan baik-baik saja.
Hari pertama mengajar di kelas, siswa-siswi Erin yakni
pemuda-pemudi dari berbagai kalangan warna kulit dan status sosial.
Afro-Amerika, Latin, Asia, si kaya, si miskin, yang tak jarang di antara mereka
tergabung dalam aliansi geng. Yang mereka sebar dalam kelas hanyalah kebencian
satu sama lain. Dunia kekerasan merupakan menu harian keseharian mereka. Satu
sama lain saling bermusuhan dan ketegangan di dalam kelas merupakan satu hal
yang tidak bisa dihindari. Erin merasa kebingungan dengan hal ini. Satu orang
saja yang disakiti ataupun merasa tersinggung karena ulah temannya, pertikaian
antarras bisa terjadi di dalam ataupun di luar kelas. Namun, nyatanya Erin
tidak putus asa. Hal tersebut menjadikannya semakin bersemangat. Dia mencoba
membuat sebuah strategi agar murid-murid tidak seperti itu lagi.
Hari demi hari terus dijalani Erin sembari
mengembangkan strategi supaya bisa mempersempit jarak antarsiswa-siswinya.
Mulai dari pendekatan musik, sampai dengan bacaan The Diary of Anne Frank. Lambat laun siswa-siswi Erin terkoneksi
secara naluriah lewat bacaan yang satu ini. Di dalamnya mereka memahami sejarah
intoleransi terbesar sepanjang masa. Sebuah pengetahuan yang selama ini tak
pernah mereka dapatkan. Mereka sangat tertarik dengan buku bacaan itu.
Erin mencoba strategi lainnya, yaitu meminta
murid-muridnya untuk menulis di dalam buku harian yang diberikannya. Di buku
harian itu, mereka boleh menulis apa pun yang mereka inginkan bahkan yang
mereka rasakan dahulu maupun saat ini. Strategi ini ternyata perlahan membuat
murid-murid tertarik. Setiap hari murid-murid menulis dan memberikannya kepada
Erin. Sekarang, setelah mengetahui kisah hidup murid-muridnya, Erin berpikir
bahwa dia harus membuat para muridnya sadar bahwa perang antargeng yang mereka
alami bukan hal baik, bukan sesuatu yang akan mensejahterakan mereka, bukan
pula sesuatu yang akan membuat mereka bahagia setelah mereka mati dan bukan segalanya
di dunia.
Dengan cara mengajarnya yang unik, dia terus
bersemangat, berusaha membuat para muridnya sadar dan yakin bahwa dengan
pendidikanlah mereka bisa mencapai kehidupan yang lebih baik. Walaupun usahanya
itu tidak didukung oleh guru-guru lain dan pihak sekolah, Erin terus maju
pantang mundur. Bahkan, dia rela mengorbankan waktu luangnya untuk bekerja
sambilan demi membeli buku-buku bacaan untuk murid-muridnya, karena buku yang
ada di perpustakaan sekolah tidak dijinkan untuk murid-murid pegang. Dia juga
rela meninggalkan waktu luangnya bersama suami bahkan sampai dia cerai dengan
suaminya.
Dengan segala usahanya itu, semangat belajar
murid-murid mulai tampak. Akhirnya banyak dari murid-murid di kelas Erin
Gruwell yang menjadi orang pertama dari keluarga mereka yang melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Buku harian yang mereka tulis diterbitkan
menjadi sebuah buku berjudul ‘The Freedom
Writers Diary’.
Film ini menonjolkan bagaimana seseorang peduli pada
pendidikan anak-anak yang dianggap sudah merusak dan mengganggu ketenangan
masyarakat. Buku-buku yang digunakan Erin Gruwell untuk mendidik murid-muridnya
di film ini ternyata semuanya adalah buku yang benar-benar ada. Termasuk buku ’Diary of Anne Frank’ yang sudah dijual
dimana-mana. Alur cerita film ini mudah dipahami. Fakta menarik dari film ini
salah satunya ada pada adegan saat murid-murid Erin bertemu dengan orang-orang
korban Holocaust. Ternyata yang berperan menjadi korban Holocaust adalah
benar-benar korban Holocaust sendiri. Sutradara Richard Lagravenese tak perlu
susah payah meng-arahkan aktor dan aktris pemeran murid-murid Erin untuk
terlihat tercengang saat mendengar cerita para korban Holocaust itu. Hal ini
karena saat pengambilan adegan itu, para aktor dan aktrisnya benar-benar
tercengang mendengar cerita para korban Holocaust tersebut.
Freedom
Writers merupakan film yang tidak sekedar film, karena di dalamnya mengantongi
banyak pelajaran bagi penontonnya, termasuk bagi para remaja yang sedang
marak-maraknya dengan istilah pencarian jati diri. Dalam film ini dapat diambil
pelajaran bahwa pendidikan tidak memandang seberapa baik seseorang, seberapa
kaya dan ras apa orang tersebut. Tapi pendidikan mutlak didapatkan oleh semua
orang, agar orang tersebut menjadi lebih baik, dapat mempengaruhi orang lain
untuk menjadi baik dan berguna bagi masyarakat sekitarnya.
Film : Freedom Writers
Sutradara : Richard LaGravenese
Skenario : Richard LaGravenese
Berdasarkan : The Freedom Writers Diary karya Erin Gruwell and her class
Pemeran : Hilary Swank
Distributor : Paramount Pictures
Tanggal rilis : 5 Januari 2007
Durasi : 122 Menit
Negara : Amerika Serikat
Bahasa : Inggris
Rating : 5 (skala 1-5)
0 komentar