Assignment | Refleksi Diri Akhir
Pada
semester kedua di tahun pertama sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, saya
diperkenalkan dengan satu mata kuliah yang menurut saya unik, yaitu mata kuliah
kolaborasi dan kerjasama tim kesehatan. Mata kuliah ini hampir setiap
pertemuannya selalu berdiskusi secara berkelompok dan melatih mahasiswa dalam
membangun kolaborasi dan kerjasama yang baik dengan kelompoknya.
Pengalaman
yang menarik saya dapatkan di kelas ini. Dimulai dari pertemuan awal
perkuliahan, mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok harus
terdiri dari berbagai background
pendidikan. Karena kami pernah mengenyam pendidikan diploma III, maka dalam
satu kelompok harus terdapat minimal tiga profesi kesehatan, contohnya seperti
kelompok saya yang terdiri dari profesi bidan, rekam medis, okupasi terapi dan
perawat. Pada pertemuan awal ini kami harus memainkan sebuah permainan yang
tentunya memiliki esensi yang berkaitan dengan kolaborasi dan kerjasama tim. Kami
diberi 1 box batang korek api yang harus kami susun dan tidak terjatuh selama
kami menyusunnya. Kami harus bergantian menyusunnya dan saling menjaga agar
korek api tidak jatuh dari tangan ataupun dari susunan yang sudah dibuat. Pada tahap
awal pembentukan kelompok ini, saya merasa kami berada dalam tahapan forming, dimana kami masih belum dapat
berkomunikasi dengan baik dengan sesama anggota kelompok.
Meskipun
hanya sebuah permainan sederhana, tetapi saya pulang tanpa tangan kosong, saya
belajar dari permainan tersebut bahwa dalam sebuah tim, kita harus saling
mempercayai satu sama lain dan saling mendukung agar tercipta keyakinan untuk
berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengalaman
menarik lainnya adalah saat kami ditugaskan untuk membuat proyek akhir kelompok
yang berupa intervensi dari permasalahan yang ada disekitar kampus. Kelompok kami
ditugaskan mengangkat permasalahan mengenai rokok. Lalu, kami berkumpul untuk
menentukan pemimpin dari kelompok kami, karena pemimpin merupakan kunci dari
sebuah tim. Menurut WHO, tim yang efektif adalah tim yang memiliki pemimpin
yang dapat memfasilitasi dan mengoordinasikan aktivitas atau tugas dari
anggota-anggotanya. Dalam pertemuan ini kami menentukan tujuan yang ingin kami
capai, menentukan tugas setiap anggota sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Untuk dapat terus berkomunikasi mengenai progress proyek, kami berkomunikasi melalui grup di media sosial. Pada
tahap ini kami berada dalam tahap storming,
dimana kami mendapati beberapa kendala dan progress
yang masih sangat kurang dan lambat karena setiap anggota sibuk dengan
kegiatan lain dan masih belum banyak berargumentasi dan memberikan ide pada proyek
ini. Pada tahap inilah, pemimpin kami mengingatkan kami kembali pada tujuan dan
komitmen yang sudah kami sepakati. Selain itu, kami saling memberikan dukungan
dan keyakinan pada kemampuan yang anggota miliki dan menghormati setiap
argumentasi yang diberikan setiap anggota, karena mutual respect sangat penting untuk mencapai tim yang efektif.
Tahap
perkembangan kelompok saya pun berlanjut pada tahap norming dan reforming,
dimana kami sudah termotivasi dan mengerjakan setiap tugasnya sesuai dengan
harapan. Kami bekerja dengan maksimal dalam proyek ini. Komunikasipun berjalan
semakin baik mendekati hari dimana proyek ini harus direalisasikan di lapangan.
Sampai akhirnya kami berhasil melaksanakan proyek akhir ini dengan baik. Proyek
ini tidak akan berhasil tanpa kolaborasi dan kerjasama yang baik dan anggota
yang selalu memperhatikan hal penting yang harus ada dalam kelompok. Seperti
apa yang dijelaskan oleh Mickan dan Roger, dalam modul Being an Effective Team Player (WHO), bahwa tim yang baik memiliki
beberapa karakteristik, yaitu memiliki common
purpose, measurable goals, effective leadership, effective communication, good
cohesion dan mutual respect.
Melalui
mata kuliah ini dan proyek akhir yang diberikan, saya belajar mengenai
pentingnya arti dari sebuah kerjasama tim yang tidak dengan mudah dapat dibangun
menjadi tim yang baik, yang membutuhkan kerjasama, kerja keras, saling menghargai
dan fokus pada tujuan akhir yang telah ditetapkan bersama. Saya juga belajar
mengenai pentingnya komunikasi yang baik dan bagaimana menjadi seorang pemimpin
dan anggota tim yang baik.
Sebagai
calon tenaga kesehatan masyarakat di masa depan, saya merasa tertantang untuk
dapat menjadi tenaga kesehatan masyarakat yang dapat bekerjasama secara efektif
dalam tim dalam menyusun, mengimplementasikan program kesehatan dan menyelesaikan
permasalahan kesehatan masyarakat.
Referensi:
WHO.
Being an Effective Team Player.
Internet. Terdapat di: http://www.who.int/
patientsafety/education/curriculum/who_mc_topic-4.pdf
Publikasi proyek akhir Kolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan I :
0 komentar