Assignment | Refleksi Diri Akhir

by - 12:20:00 AM

Pada semester kedua di tahun pertama sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, saya diperkenalkan dengan satu mata kuliah yang menurut saya unik, yaitu mata kuliah kolaborasi dan kerjasama tim kesehatan. Mata kuliah ini hampir setiap pertemuannya selalu berdiskusi secara berkelompok dan melatih mahasiswa dalam membangun kolaborasi dan kerjasama yang baik dengan kelompoknya.
Pengalaman yang menarik saya dapatkan di kelas ini. Dimulai dari pertemuan awal perkuliahan, mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok harus terdiri dari berbagai background pendidikan. Karena kami pernah mengenyam pendidikan diploma III, maka dalam satu kelompok harus terdapat minimal tiga profesi kesehatan, contohnya seperti kelompok saya yang terdiri dari profesi bidan, rekam medis, okupasi terapi dan perawat. Pada pertemuan awal ini kami harus memainkan sebuah permainan yang tentunya memiliki esensi yang berkaitan dengan kolaborasi dan kerjasama tim. Kami diberi 1 box batang korek api yang harus kami susun dan tidak terjatuh selama kami menyusunnya. Kami harus bergantian menyusunnya dan saling menjaga agar korek api tidak jatuh dari tangan ataupun dari susunan yang sudah dibuat. Pada tahap awal pembentukan kelompok ini, saya merasa kami berada dalam tahapan forming, dimana kami masih belum dapat berkomunikasi dengan baik dengan sesama anggota kelompok.
Meskipun hanya sebuah permainan sederhana, tetapi saya pulang tanpa tangan kosong, saya belajar dari permainan tersebut bahwa dalam sebuah tim, kita harus saling mempercayai satu sama lain dan saling mendukung agar tercipta keyakinan untuk berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengalaman menarik lainnya adalah saat kami ditugaskan untuk membuat proyek akhir kelompok yang berupa intervensi dari permasalahan yang ada disekitar kampus. Kelompok kami ditugaskan mengangkat permasalahan mengenai rokok. Lalu, kami berkumpul untuk menentukan pemimpin dari kelompok kami, karena pemimpin merupakan kunci dari sebuah tim. Menurut WHO, tim yang efektif adalah tim yang memiliki pemimpin yang dapat memfasilitasi dan mengoordinasikan aktivitas atau tugas dari anggota-anggotanya. Dalam pertemuan ini kami menentukan tujuan yang ingin kami capai, menentukan tugas setiap anggota sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Untuk dapat terus berkomunikasi mengenai progress proyek, kami berkomunikasi melalui grup di media sosial. Pada tahap ini kami berada dalam tahap storming, dimana kami mendapati beberapa kendala dan progress yang masih sangat kurang dan lambat karena setiap anggota sibuk dengan kegiatan lain dan masih belum banyak berargumentasi dan memberikan ide pada proyek ini. Pada tahap inilah, pemimpin kami mengingatkan kami kembali pada tujuan dan komitmen yang sudah kami sepakati. Selain itu, kami saling memberikan dukungan dan keyakinan pada kemampuan yang anggota miliki dan menghormati setiap argumentasi yang diberikan setiap anggota, karena mutual respect sangat penting untuk mencapai tim yang efektif.
Tahap perkembangan kelompok saya pun berlanjut pada tahap norming dan reforming, dimana kami sudah termotivasi dan mengerjakan setiap tugasnya sesuai dengan harapan. Kami bekerja dengan maksimal dalam proyek ini. Komunikasipun berjalan semakin baik mendekati hari dimana proyek ini harus direalisasikan di lapangan. Sampai akhirnya kami berhasil melaksanakan proyek akhir ini dengan baik. Proyek ini tidak akan berhasil tanpa kolaborasi dan kerjasama yang baik dan anggota yang selalu memperhatikan hal penting yang harus ada dalam kelompok. Seperti apa yang dijelaskan oleh Mickan dan Roger, dalam modul Being an Effective Team Player (WHO), bahwa tim yang baik memiliki beberapa karakteristik, yaitu memiliki common purpose, measurable goals, effective leadership, effective communication, good cohesion dan mutual respect.
Melalui mata kuliah ini dan proyek akhir yang diberikan, saya belajar mengenai pentingnya arti dari sebuah kerjasama tim yang tidak dengan mudah dapat dibangun menjadi tim yang baik, yang membutuhkan kerjasama, kerja keras, saling menghargai dan fokus pada tujuan akhir yang telah ditetapkan bersama. Saya juga belajar mengenai pentingnya komunikasi yang baik dan bagaimana menjadi seorang pemimpin dan anggota tim yang baik.
Sebagai calon tenaga kesehatan masyarakat di masa depan, saya merasa tertantang untuk dapat menjadi tenaga kesehatan masyarakat yang dapat bekerjasama secara efektif dalam tim dalam menyusun, mengimplementasikan program kesehatan dan menyelesaikan permasalahan kesehatan masyarakat. 

Referensi:
WHO. Being an Effective Team Player. Internet. Terdapat di: http://www.who.int/ patientsafety/education/curriculum/who_mc_topic-4.pdf

Publikasi proyek akhir Kolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan I :





You May Also Like

0 komentar